BEM FT UM

Workshop HKI dan Cipta Paten BEM FT UM 2023 Beri Motivasi dan Pemahaman kepada Mahasiswa tentang Perlindungan Karya Ilmiah

BEM FT UM 2023 sukses menggelar Workshop HKI dan Cipta Paten yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa dalam kepenulisan ilmiah, serta memberikan pemahaman tentang perlindungan karya ilmiah dan pengajuan hak paten. Kegiatan ini dilaksanakan secara offline pada Jum’at, 26 Mei 2023, di Ruang Auditorium A20 Lantai 9, dengan menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya.

Workshop HKI dan Cipta Paten merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM FT UM 2023 dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi dan inovasi. Kegiatan ini ditargetkan untuk mahasiswa yang sedang menyusun atau menyelesaikan skripsi, serta mahasiswa yang memiliki karya ilmiah yang berpotensi untuk dipatenkan. Kegiatan ini juga bertema “Achieving excellence as students through patented creativity and innovation”, yang menggambarkan harapan BEM FT UM 2023 agar mahasiswa dapat mencapai keunggulan sebagai pelajar melalui kreativitas dan inovasi yang dipatenkan.

Kegiatan ini diikuti oleh 92 peserta dari berbagai jurusan dan angkatan di Fakultas Teknik UM. Peserta workshop mendapatkan materi tentang pengenalan HKI, syarat dan tata cara pengajuan hak paten, serta cara menyusun draf deskripsi hak paten. Materi-materi ini disampaikan oleh dua narasumber, yaitu Dr. Rudi, S.T., M.T., seorang dosen dan peneliti di Fakultas Teknik UM, serta Bapak Andi, S.H., seorang praktisi hukum dan konsultan HKI.

Dr. Rudi memberikan materi tentang pengenalan HKI, yaitu hak-hak yang timbul sebagai akibat dari aktivitas kreatif di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa jenis HKI, seperti hak cipta, merek dagang, paten, desain industri, rahasia dagang, dan lain-lain. Ia juga menjelaskan bahwa HKI memiliki fungsi perlindungan, pemberdayaan, dan pemanfaatan bagi pemiliknya.

“HKI adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap kreativitas dan inovasi manusia. Dengan memiliki HKI, kita dapat melindungi karya kita dari tindakan-tindakan yang merugikan, seperti plagiat, pembajakan, peniruan, atau penyalahgunaan. Selain itu, kita juga dapat memberdayakan karya kita untuk meningkatkan kesejahteraan kita sendiri maupun masyarakat. Kita juga dapat memanfaatkan karya kita untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Dr. Rudi.

Bapak Andi memberikan materi tentang syarat dan tata cara pengajuan hak paten, yaitu hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa syarat agar suatu invensi dapat dipatenkan, yaitu baru, mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa tahapan dalam pengajuan hak paten, yaitu pendaftaran, pemeriksaan substansial, pemberian sertifikat paten, dan pemeliharaan paten.

“Paten adalah salah satu bentuk perlindungan HKI yang sangat penting bagi inventor. Dengan memiliki paten, inventor dapat menikmati hak eksklusif atas invensinya selama 20 tahun. Selama masa itu, inventor dapat mengontrol penggunaan invensinya oleh pihak lain. Inventor juga dapat memperoleh manfaat ekonomi dari invensinya, baik melalui eksploitasi sendiri maupun melalui lisensi kepada pihak lain. Paten juga merupakan salah satu indikator kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara,” kata Bapak Andi.

Peserta workshop juga mendapatkan materi tentang cara menyusun draf deskripsi hak paten dengan format dan struktur yang benar. Materi ini diberikan oleh kedua narasumber secara bersama-sama, dengan menggunakan contoh-contoh dari paten-paten yang telah ada. Peserta workshop juga diberi kesempatan untuk berkonsultasi langsung dengan narasumber mengenai skripsi atau karya ilmiah mereka yang berpotensi untuk dipatenkan.

Salah satu peserta workshop yang antusias dengan materi ini adalah Angel, seorang mahasiswa jurusan teknik elektro. Rani mengatakan bahwa ia sedang menyusun skripsi tentang sistem pengendalian suhu ruangan berbasis mikrokontroler. Ia merasa bahwa skripsi ini memiliki nilai inovasi dan dapat dipatenkan. Ia juga mengatakan bahwa workshop ini memberikan banyak manfaat bagi dirinya, karena ia dapat belajar banyak hal tentang HKI dan paten.

“Workshop ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya dapat belajar banyak hal tentang HKI dan paten, yang sebelumnya saya tidak tahu sama sekali. Saya juga dapat mendapatkan masukan dan saran dari narasumber tentang skripsi saya, yang saya rasa memiliki potensi untuk dipatenkan. Saya berharap workshop seperti ini bisa terus diselenggarakan oleh BEM FT UM 2023,” kata Angel.

Workshop HKI dan Cipta Paten BEM FT UM 2023 ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi dan inovasi. Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan minat dan bakat mahasiswa dalam kepenulisan ilmiah, memotivasi mahasiswa untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi, meningkatkan hasil kualitas skripsi, mendorong inovasi dan pengembangan kreativitas kepenulisan mahasiswa, memberi pemahaman mengenai syarat dan prosedur mendapatkan HKI, serta membantu mahasiswa untuk mematenkan hasil skripsi dan karyanya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top